Perusahaan conveyor Palopo menaikkan keuntungan bisnis Anda memakai dengan conveyor custom cocok kebutuhan produksi.
Perusahaan conveyor Palopo
Kami membantu meningkatkan keuntungan usaha Anda memakai dengan conveyor custom sesuai keperluan produksi.
Jangan biarkan omset usaha Anda STAGNAN DAN TURUN karena lini PRODUKSI LAMBAT tanpa CONVEYOR Custom yang TEPAT!!!!
Mesin produksi seperti conveyor sangat penting untuk menyokong produksi Anda. Kalau Anda ingin meningkatkan produksi karenanya conveyor custom yang cocok dengan desain untuk memaksimalkan produksi ialah suatu kewajiban. Dengan mengaplikasikan conveyor yang tidak cocok dengan kebutuhan maka Anda akan mengalami dua kerugian. Pertama, uang Anda sia-siakan karena membeli barang produksi yang tidak cocok dengan karakter produksi dan kedua, tujuan Anda untuk meningkatkan produksi tak tercapai.
Bagaimana cara kami sebagai perusahaan conveyor Palopo memproduksi conveyor untuk Anda…
Untuk bisa membuat conveyor custom yang bisa mengoptimalkan produksi sehingga menaikkan pendapatan Anda, kami sebagai perusahaan conveyor Palopo memiliki tiga keunggulan dari jasa pembuatan conveyor Palopo yaitu:
Rancangan conveyor custom sesuai keperluan
Datum Presisi sebagai perusahaan conveyor Palopo akan merancang conveyor custom cocok dengan kebutuhan produksi agar produksi dapat optimal.
Kelengkapan dan perlengkapan modern terbaru
Datum Presisi sebagai perusahaan conveyor Palopo menawarkan jasa pembuatan conveyor Palopo mengaplikasikan bahan terbaik dan kelengkapan modern terupdate supaya pembuatan conveyor dapat optimal.
Pemasangan dan Instalasi Conveyor Optimal
Datum Presisi sebagai perusahaan conveyor Palopo menawarkan pemasangan dan instalasi yang fit dengan peralatan produksi yang lain.
Portfolio perusahaan conveyor Palopo…
Kami telah membuat conveyor sebanyak:
Dan akan terus bertambah seiring waktu.
Saat ini kami sebagai perusahaan conveyor Palopo telah melayani ratusan perusahaan untuk membantu mereka menaikkan produksi. Berikut merupakan diantaranya.
Testimoni klien perusahaan conveyor Palopo Yang Puas…
Berikut adalah beberapa testimoni dari klien perusahaan conveyor Palopo untuk menunjukan kepuasannya kepada hasil produksi fabrikasi kami.
Harga sebanding dengan kualitasnya
Setelah dibanding-banding harga conveyor di datum harga paling kompetitif dan make sense, setelah mendapat produknya harga sebanding dengan kualitasnya
Bpk. Alan Perdana – PT Illiadi
Selama operasional tidak ada masalah
Sebelum di datum, conveyor dari produsen lain sering bermasalah. Dengan conveyor dari datum, selama operasional tidak ada masalah sehingga produksi meningkat
Bpk. Darmaga Ramelan – PT Radiant Utama Interinsco
Desain, fabrikasi dan instalasi cepat
Proses desain fabrikasi dan instalasi cepat dan yang dipesan matching dan sesuai dengan mesin yang lain sehingga produksi dapat ditingkatkan optimal
Bpk. Husin Nugraha – PT Integra Geosolusindo
Mau meningkatkan pendapatan dengan conveyor custom yang ideal? Ikuti 3 tahap ini…
Datum Presisi sebagai perusahaan conveyor Palopo menawarkan jasa pembuatan conveyor Palopo untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga omset naik. Untuk menempuh goal tersebut, silahkan ikuti 3 langkah berikut:
WA Kami Sekarang Juga Untuk Konsultasi
Silahkan kontak kami, perusahaan conveyor Palopo, via WA / Telepon untuk berbicara tentang conveyor yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda.
Survey, Rancang, Fabrikasi Dan, Pemasangan
Kami, perusahaan conveyor Palopo, bisa melakukan survey apabila dibutuhkan untuk bisa mendesain, fabrikasi dan pemasangan.
Pendapatan Menaikkan Dengan Conveyor Custom
Omset bisnis Anda akan meningkat dengan conveyor custom terbaik memenuhi keprluan produksi secara optimal.
Jasa perusahaan conveyor Palopo
Kami, perusahaan conveyor Palopo, mampu memfabrikasi semua jenis conveyor. Berikut Kami tawarkan 5 jenis utama conveyor custom untuk berbagai kebutuhan. Penawaran khususKe-4 macam conveyor tersebut ialah:
Pembuatan Gravity Roller Conveyor; Harga 4 jt menjadi 2,5 jt per meter.
Pembuatan Belt Conveyor; Harga 7,5 jt menjadi 5 jt per meter.
Pembuatan Screw Conveyor; Harga 9,5 jt menjadi 7,5 jt per meter.
Pembuatan Chain Conveyor; Harga 8 jt menjadi 5 jt per meter.
Perusahaan conveyor Palopo
Kami tahu Anda berkeinginan mengembangkan usaha dan meningkatkan omset dari bisnis Anda. Untuk mencapainya berkeinginan tak mau peningkatan produksi secara jumlah dan kecepatan harus dilaksanakan. Untuk hal tersebut diperlukan mesin produksi yang lebih kencang dan optimal.
Tanpa adanya conveyor custom yang pantas dengan cara yang ada, peningkatan produksi tidaklah mungkin. Conveyor yang pantas dan pantas yang mampu mengoptimalkan alur produksi yang ada rupanya tidak mudah didapat. Melainkan ini membuat peningkatan produksi tertunda dan membuat Anda tertekan dan stress melihat masa depan usaha Anda.
Anda tahu selain menerima dan melayani klien Anda dengan baik, lini produksi yang maksimal yaitu kunci kemajuan bisnis. Anda tak mempunyai keahlian untuk bisa memaksimalkan desain conveyor untuk produksi Anda.
Disinilah Kami, Datum Presisi perusahaan conveyor Palopo, hadir untuk menolong lini produksi Anda.
Kami sudah menolong ratusan usaha untuk meningkatkan volume produksi yang diinginkan. Dengan tiga keunggulan yang kami miliki, kami yakin bisa membantu Anda meningkatkan omset dengan meningkatkan produksi dengan tiga keunggulan utama.
Tiga keunggulan kami yaitu desain conveyor custom layak kebutuhan, kelengkapan dan kelengkapan modern terkini dan pemasangan dan instalasi conveyor maksimal.
Jadi Silahkan hubungi kami, perusahaan conveyor Palopo melewati WA / Telepon untuk berdialog perihal fabrikasi conveyor Palopo yang sesuai keperluan usaha Anda, kami bisa menjalankan informasi lapangan kalau dibutuhkan untuk dapat mendesain. fabrikasi dan instalasi, dan Omset usaha Anda akan meningkat dengan jasa pembuatan conveyor Palopo terbaik memenuhi keperluan produksi secara maksimal.
Jadi segera HENTIKAN PENURUNAN OMSET bisnis Anda dan mulailah TINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI Anda, dengan menggunakan JASA PERUSAHAAN CONVEYOR Palopo.
Jenis pembuatan conveyor
Kami memmbuat semua jenis conveyor seperti conveyor batu bara,conveyor belt, gravity roller conveyor, screw conveyor,v belt conveyor,conveyor belt rollers,rubber conveyor belt,wire mesh conveyor,cake breaker conveyor,roller chain conveyor,table top chain conveyor,chain conveyor, drag chain conveyor,flat belt conveyor,modular belt conveyor,rubber skirt conveyor,screw conveyor design,bottom cross conveyor,conveyor aluminium profile,drum roller conveyor,overhead chain conveyor,overhead conveyor,snubber roller conveyor,bottle conveyor belt,box elevator conveyor,bread cooling conveyor,drive pulley conveyor,vertical screw conveyor,conveyor belt bed,heavy duty roller conveyor, horizontal bucket conveyor, dll.
Asal klien perusahaan conveyor Palopo
Asal konsumen klien PT Datum Presisi Indonesia,perusahaan conveyor Palopo, berasal dari Kota Palopo, Sulawesi Selatan melalui pemesanan online.
Sekilas tentang Kota Palopo
Kota Palopo adalah sebuah kota di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kota Palopo sebelumnya berstatus kota administratif sejak 1986 dan merupakan bagian dari Kabupaten Luwu yang kemudian berubah menjadi kota pada tahun 2002 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002.
Pada awal berdirinya sebagai kota otonom, Palopo terdiri atas 4 kecamatan dan 20 kelurahan. Kemudian, pada tanggal 28 April 2005, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 03 Tahun 2005, dilaksanakan pemekaran menjadi 9 kecamatan dan 48 kelurahan. Kota ini memiliki luas wilayah 247,52 km² dan pada akhir tahun 2020 berpenduduk sebanyak 184.681 jiwa.
Kota Palopo ini dulunya bernama Ware yang dikenal dalam Epik La Galigo. Nama “Palopo” ini diperkirakan mulai digunakan sejak tahun 1604, bersamaan dengan pembangunan Masjid Jami’ Tua. Kata “Palopo” ini diambil dari kata bahasa Bugis-Luwu. Artinya yang pertama adalah penganan yang terbuat dari ketan, gula merah, dan santan. Yang kedua berasal dari kata “Palopo’i”, yang artinya tancapkan atau masukkan. “Palopo’i” adalah ungkapan yang diucapkan pada saat pemancangan tiang pertama pembangunan Masjid Tua. Dan arti yang ketiga adalah mengatasi.
Palopo dipilih untuk dikembangkan menjadi ibu kota Kesultanan Luwu menggantikan Amassangan di Malangke setelah Islam diterima di Luwu pada abad XVII. Perpindahan ibu kota tersebut diyakini berawal dari perang saudara yang melibatkan dua putera mahkota saat itu. Perang ini dikenal dengan Perang Utara-Selatan. Setelah terjadinya perdamaian, maka ibu kota dipindahkan ke daerahn di antara wilayah utara dan selatan Kesultanan Luwu.
Kota dilengkapi dengan alun-alun di depan istana, dan dibuka pula pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat. Lalebbata menjadi pusat kota kala itu. Dalam kajian M. Irfan Mahmud, pusat kota ini melingkar seluas kurang lebih 10 ha, yang meliputi kampung Amassangan dan Malimongan.
Dalam perkembangannya, maka perlahan-lahan Palopo meluaskan wilayahnya dengan terbukanya kluster kampung tingkat kedua, yakni Surutanga. Luasan wilayah kluster kedua ini sekitar 18 ha, dan diyakini dulunya menjadi pemukiman rakyat dengan aktivitas sosial-ekonomi yang intensif. Menurut penelitian, diduga bahwa Kampung Surutanga ini dihuni hampir semua golongan rakyat. Dengan lokasi yang dekat dengan pantai dan areal persawahan, maka sebagian besar masyarakat Surutanga saat itu bekerja sebagai nelayan dan petani. Pada kontek awal perkembangan Palopo ini, batas kota diyakini berada melingkar antara makam Jera’ Surutanga di selatan, makam Malimongan di sisi barat, dan makam raja Lokkoe di utara Sungai Boting.
Perkembangan Palopo kemudian dilanjutkan dengan tumbuhnya Kampung Benturu sebagai kluster tingkat ketiga seluas 5 ha. Pemukiman Benturu kala itu dilingkungi benteng pertahanan yang terbuat dari tanah menyerupai parit. Tinggi rata-rata dinding benteng 2 meter dan lebar rata-rata 7 meter. Panjang benteng tidak kurang 5 kilometer menghadap pantai. Benteng ini disebut Benteng Tompotikka, yang bermakna “tempat matahari terbit”. Lokasi benteng ini diyakini berada di sekitar Kompleks Perumahan Beringin Jaya. Kala itu, dalam areal benteng ini terdapat jalan setapak sepanjang 1500 meter yang membujur timur-barat. Namun demikian, Kampung Benturu ini diyakini tidak sezaman dengan Surutanga dan Lalebbata. Benteng diperkirakan dibangun pada abad XIX untuk persiapan menghadapi Belanda.
Dalam catatan Gubernur Celebes tahun 1888, DF Van Braam Morris, pada saat itu di Palopo ada sekitar 21 kampung dengan jumlah bangunan rumah sebanyak 507 buah. Di era itu, Tappong menjadi wilayah paling padat dengan 100 rumah, lalu Ponjalae 70 rumah dan Amassangan 60 rumah. Total penduduk Palopo kala itu ditaksir sebanyak 10.140 jiwa. Jumlah ini belum termasuk penduduk di wilayah Pulau Libukang yang mencapai 400 jiwa. Keduapuluh satu kampung tersebut adalah: Tappong, Mangarabombang, Ponjalae, Campae, Bonee, Parumpange, Amassangan, Surutanga, Pajalesang, Bola sadae, Batupasi, Benturu, Tompotikka, Warue, Songka, Penggoli, Luminda, Kampungberu, Balandai, Ladiadia dan Rampoang.
Dari catatan Morris ini, bisa ditarik kesimpulan sederhana bahwa saat itu memang Palopo sudah memperlihatkan sebuah ciri masyarakat urban. Hal itu ditandai dengan pemusatan penduduk yang lebih intensif dibandingkan daerah lain di wilayah Kerajaan Luwu. Menurut M. Irfan Mahmud, masyarakat dari Toraja dan Luwu bagian utara mulai menghuni Kota Palopo dengan menempati lahan bekas makam di Luminda dan separuh lahan persawahan sebagai kelanjutan pemukiman di tepi Sungai Boting. Kedatangan atau migrasi masyarakat Toraja dan Luwu bagian utara ini tentu didorong oleh sebuah harapan. Bagi mereka, selain menjadi bantuan untuk pertahanan militer kerajaan Luwu, Palopo juga dianggap lebih memberi harapan atas kehidupan yang lebih baik atas diri mereka.
Ciri masyarakat urban ini ditegaskan lagi dengan terbangunnya infrastruktur pada masa kolonial. Belanda mulai membangun Palopo pada tahun 1920. Oleh pemerintah colonial, alun-alun kerajaan dibanguni pasar dan rumah jabatan pegawai Belanda. Istana Datu Luwu yang terbuat dari kayu dirombak dan digantikan dengan bangunan berarsitektur Eropa. Didirikan pula sekolah, asrama militer, rumah sakit dan gereja di sisi barat istana. Selain itu, pembangunan pelabuhan dan gudang di bagian timur merangsang tumbuhnya pemukiman baru. Banyak lahan rawa pantai diubah menjadi pemukiman. Demikian pula di bagian barat, yang mana lahan persawahan mulai beralih fungsi menjadi pemukiman. Daerah-daerah tersebut antara lain adalah Sempowae, Dangerakko, Pajalesang dan Boting.
Perkembangan Palopo mengalami pasangsurut akibat insiden 23 Januari 1946 dan pemberontakan DI/TII. Pembangunan kembali bergairah ketika Abdullah Suara menjabat Bupati Luwu kala itu. Ia membangun banyak infrastruktur seperti Masjid Agung Luwu-Palopo, kantor Bupati Luwu (yang habis terbakar akibat rusuh pilkada beberapa waktu lalu), rumah jabatan Bupati (Saokotae), hingga Pesantren Modern Datok Sulaiman. Hal ini menjadikan Palopo sebagai ibu kota Kabupaten Luwu mulai menjadi mercusuar ekonomi di utara Sulawesi Selatan. Perlahan tetapi pasti, peningkatan status Kota Administratif (kotif) kemudian disandang di 4 Juli 1986 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 1986. Seiring dengan perkembangan zaman, tatkala gaung reformasi bergulir dan melahirkan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan PP Nomor 129 Tahun 2000, telah membuka peluang bagi kota administratif di seluruh Indonesia yang telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk dapat ditingkatkan statusnya menjadi sebuah daerah otonom.
Ide peningkatan status Kotif Palopo menjadi daerah otonom bergulir melalui aspirasi masyarakat yang menginginkan peningkatan status kala itu, yang ditandai dengan lahirnya beberapa dukungan peningkatan status Kotif Palopo menjadi Daerah Otonom Kota Palopo dari beberapa unsur kelembagaan penguat seperti:
Akhirnya, setelah Pemerintah Pusat melalui Depdagri meninjau kelengkapan administrasi serta melihat sisi potensi, kondisi wilayah, dan letak geografis Kotif Palopo yang berada pada Jalur Trans Sulawesi dan sebagai pusat pelayanan jasa perdagangan terhadap beberapa kabupaten yang meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Tana Toraja, dan Kabupaten Wajo serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, Kotif Palopo kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Otonom Kota Palopo.
Tanggal 2 Juli 2002 merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan pembangunan Kota Palopo, dengan ditandatanganinya prasasti pengakuan atas daerah otonom Kota Palopo oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Selatan, yang akhirnya menjadi sebuah daerah otonom, dengan bentuk dan model pemerintahan serta letak wilayah geografis tersendiri, berpisah dari induknya yakni Kabupaten Luwu.
Di awal terbentuknya sebagai daerah otonom, Kota Palopo hanya memiliki 4 wilayah Kecamatan yang meliputi 19 Kelurahan dan 9 Desa. Namun seiring dengan perkembangan dinamika Kota Palopo dalam segala bidang sehingga untuk mendekatkan pelayanan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat, maka pada tahun 2006 wilayah kecamatan di Kota Palopo kemudian dimekarkan menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan.
Tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Palopo mencapai 8,8 persen. Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi ini, Palopo tetap menjadi harapan dari warganya atas kesejahteraan yang lebih baik. Harapan ini tentu bukanlah harapan kosong belaka. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palopo tercatat sebagai yang terbaik ketiga di Sulawesi Selatan. Inilah doktrin “wanua mappatuwo”. Palopo dan Tana Luwu pada umumnya adalah kota tempat menggantungkan optimisme dan harapan.
Kota Palopo dinakhodai pertama kali oleh Bapak Drs. H.P.A. Tenriadjeng, M.Si., yang diberi amanah sebagai penjabat Wali kota (Caretaker) kala itu, mengawali pembangunan Kota Palopo selama kurun waktu satu tahun, hingga kemudian dipilih sebagai Wali kota definitif oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo untuk memimpin Kota Palopo Periode 2003-2008, yang sekaligus mencatatkan dirinya selaku Wali kota pertama di Kota Palopo.
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Palopo dalam dua periode terakhir.
Kota Palopo terdiri dari 9 kecamatan dan 48 kelurahan. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 252,99 km² dan jumlah penduduk sebesar 182.690 jiwa dengan sebaran penduduk 722 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palopo, adalah sebagai berikut:
Kota Palopo yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa (Sulawesi Barat) dan Kota Palopo (Sulawesi Selatan) terletak pada 02°53’15” – 03°04’08” LS dan 120°03’10” – 120°14’34” BT dengan batas administratif sebagai berikut:
Struktur lapisan dan jenis tanah serta batuan di Kota Palopo pada umumnya terdiri atas 3 jenis batuan beku. Batuan metamorf dan batuan vulkanik serta endapan alluvial yang hampir mendominasi seluruh wilayah Kota Palopo.
Penyebaran jenis batuan dan struktur lapisan tanahnya mempunyai kecenderungan batuan beku granit dan garbo serta beberapa intrusi batuan lainnya. Kemudian dijumpai pula batuan beku yang merupakan jejak aliran larva yang telah membeku yang bersusunan balastik hingga andesitik.
Batuan sedimen yang dijumpai meliputi batu gamping, batu pasir, untuk mendukung pembangunan dan bangunan di kawasan Kota Palopo. Ketersediaan tanah urukan, pasir serta batuan di wilayah Kota Palopo cukup tersedia yang terhampar di beberapa sungai Battang, sungai Latuppa, dan sungai yang berbatasan dengan Kabupaten Luwu Kecamatan Lamasi atau Walenrang.
Seperti wilayah lain di Indonesia, Kota Palopo beriklim tropis dengan tipe iklim hutan hujan tropis (Af) yang ditandai dengan curah hujan yang cenderung tinggi hampir sepanjang tahun. Curah hujan tahunan di kota Palopo berkisar antara 2100–2700 mm per tahun dengan rata-rata bulanan di atas 100 mm per bulan dan jumlah hari hujan lebih dari 120 hari per tahunnya. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Juni dengan rata-rata curah hujan di atas 300 mm per bulannya dengan hari hujan terbanyak yakni sebanyak 21 hari hujan. Suhu udara rata-rata di Kota Palopo berada pada angka 21 °C–32 °C dan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±81%.
Sebagian besar suku yang mendiami daerah ini meliputi Suku Luwu, Suku Bugis, Jawa, Suku Toraja dan Konjo Pesisir dan sebagian kecil meliputi Minangkabau, Batak, dan Melayu. Islam adalah salah satu mayoritas agama yang dianut sebagian besar masyarakat Kota Palopo. Sedangkan Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu dianut oleh sebagian kecil masyarakat di Kota Palopo. Berikut jumlah penduduk menurut agama/kepercayaan:
Peta Kota Palopo
Peta Provinsi Sulawesi Selatan
Hubungi kami
Jadi meskipun bisnis Anda berada Palopo, namun hasil pembuatan conveyor dapat kami kirimkan ke Palopo tersebut. Jadi segera hubungi perusahaan conveyor Palopo
Lokasi kantor kami ada di:
PT Datum Presisi Indonesia | Fabrikasi Conveyor dan Tangki
Komplek Lingkungan Industri Kecil (LIK) Blok G12A-G13A, Jl. Soekarno Hatta No.Km 12, RW.5, Mekar Mulya, Gedebage, Bandung City, West Java 40614
0812-2245-0496
atau hubungi kami sebagai Perusahaan Conveyor Palopo via tombol WA dibawah ini
Kami membantu menaikkan omset bisnis Anda menggunakan dengan conveyor custom sesuai Keperluan produksi.